Selasa, 03 November 2015

Jangan Bersedih, Ukhti

Untukmu, Ukhti Cantik yang sedang bersedih hati ..


Coba tataplah dirimu di cermin. Apa yang kau temukan, ukhti ?
Sebuah wajah dengan paras nan ayu, dua buah mata yang bening dan sayu, hidung yang meskipun tidak mancung namun terlihat begitu sempurna tanpa kekurangan, bibir yang meskipun tidak terlalu merah namun begitu lembut tanpa cela, serta kedua telinga yang lengkap yang membantu pengendengaranmu dengan sempurna.
Ukhti, lihatlah di luar sana ..
Bukan hanya engkau yang sedang merasakan ngilunya sakit hati. Ada puluhan, bahkan ribuan insan sedang dilanda perasaan yang sama, bahkan lebih ngilu dari apa yang sedang kau rasakan kini. Hanya saja, tidak semua meratap seperti dirimu.
Di luar sana ..
Banyak sebagian dari mereka berusaha bangkit. Berusaha menyusun puing-puing harapan yang tersisa, kemudian menyatukan kembali kepingan asa yang pernah mereka ciptakan, menjadi sebuah harapan baru untuk melangkah menuju masa depan yang lebih baik.
Memang, awalnya sangat sulit dan melelahkan. Namun mereka semua yakin, meratap bukanlah hal yang menguntungkan. Meratap dan terus bersedih hanya akan membuat dirimu selalu dalam ketakutan untuk memulai kehidupan yang baru. Kamu hanya akan terus berhenti pada satu titik, sedangkan mereka yang bisa bangkit akan meninggalkan dirimu sendirian, dan kamu akan jauh tertinggal dan semakin kesepian. Mereka yakin awan tak selamanya mendung, sebab setelah hujan selalu ada pelangi. Akan selalu ada kebahagiaan yang melebihi rasa sakit yang diderita.
Ukhti ...
Kehidupanmu tidak akan berakhir hanya karena satu masalah. Masih ada Dzat yang Maha Sempurna, Dzat yang Maha Kekal, Dzat yang Maha Sayang, Dzat yang tak pernah lelah memeluk dirimu dan menguatkan langkahmu. Dialah Allah azza wa jalla. Tuhan semesta alam, pencipta seluruh alam dan seisinya. Dia pula-lah yang memiliki hati dan diri kita. Jika satu masalah dunia saja dapat menjatuhkanmu, bagaimana kamu akan mempersiapkan bekal akhiratmu kelak ?
Dunia bukanlah satu-satunya tempat kita abadi. Ada akhirat, tempat kekal dan tempat terakhir pemberhentian kita. Bukankah seharusnya kita lebih mempersiapkannya ketimbang memikirkan rasa sakit dunia yang dikatakan oleh Allah hanya setetes air di luasnya lautan ?
Angkat kepalamu, Ukhti. Jangan lagi kau tundukkan wajah ayumu.
Simpan air matamu, Ukhti. Hanya untuk Allah saja kau boleh menangis.
Kamu tidak sendiri, Ukhti. Ada Allah di sisi-mu.
Coba tanya dirimu, Ukhti. Benarkah akan kau gadaikan kebahagiaan yang telah menantimu di sana, hanya untuk meratapi sesuatu yang sudah tertinggal jauh di belakang ?
Apakah engkau yakin akan terus hidup dalam gelapnya masa lalu, padahal di hadapanmu adalah cahaya terang penuh canda tawa kebahagiaan ?
Semua adalah pilihanmu, Ukhti.
Aku tidak akan memaksamu untuk bangkit, sebab hanya dirimu sendiri-lah yang mampu melakukannya.
Namun, jika kamu sudah berubah pikiran dan memilih untuk berlari ke arah cahaya, tidak hanya aku yang akan senantiasa menunggumu. Masih ada puluhan bahkan ribuan manusia yang akan selalu menunggumu berlari menghampiri kami. Juga nantinya kamu akan melihat satu cahaya yang paling terang hingga engkau akan takjub akan cahaya itu. Cahaya itu adalah Allah. Allah tidak pernah lelah menunggumu, Ukhti. Allah akan selalu menunggu meskipun selama ini kau tak melihat-Nya. Setelah engkau keluar dari gelapnya masa lalu, Allah yang akan membantumu melangkah menata masa depan untuk kehidupanmu yang lebih baik.
Semangat ya, Ukhti.
Semoga engkau segera berlari ke arah cahaya itu dan siap meninggalkan kelamnya masa lalumu. Kami menunggumu. ^^

 

Tidak ada komentar :

 
Header Background Designed by Freepik