Minggu, 04 Maret 2018

Dialog tentang Senja



“Aku benci senja.”

“Kenapa?”

Aku terdiam. Tenggorokanku mendadak kering sehingga memaksaku menelan ludah dengan kasar.

“Ada yang salah dengan senja? Mengapa sebegitu bencinya?”

“Senja merenggut mereka yang kusayangi.”

Pria di depanku menatap tanpa berkedip, “Wow.”

“Apa yang wow?”

“Aku hanya takjub saja. Bagaimana bisa keindahan senja mampu merenggut mereka yang kau sayangi?”

“Entah. Selalu saja bertepatan saat senja tiba,” jawabku sekenanya. “Mungkin senja mengutukku.”

“Kalo begitu izinkan aku membuat senja tak lagi mengutukmu. Sehingga kau berhenti membencinya.”

“Memangnya kau siapa? Pengendali langit?” tanyaku tertawa.

“Bukan. Tentu saja aku tak bisa mengendalikan langit sehingga senja ditiadakan.”

“Lalu?”

“Akan kubuat kau menyukainya.”

“Caranya?”

“Akan kubawakan senja padamu setiap hari. Dengan cara yang berbeda.”jawab pria itu mantap.

Kupikir dia hanya merayu. Namun ketika kutatap matanya lekat ada kesungguhan di dalamnya.

“Kau gila!”

Dia terkekeh. “Nyatanya aku memang sudah gila sesaat setelah aku bertemu denganmu.”

Degup jantungku berhenti sesaat.

Aku tercekat.

Tidak ada komentar :

 
Header Background Designed by Freepik