Selasa, 24 Februari 2015

Metamorfosa

Membaca sebuah kata Metamorfosa selalu mengingatkan diri ini tentang perubahan makhluk-Nya dari sesuatu yang dibenci menjadi makhluk berbeda yang cantik nan rupawan dan dipuji. Hal yang menggambarkan tentang metamorfosa seekor kupu-kupu. Kupu-kupu tidak berawal dari makhluk yang cantik. Ia berasal dari seekor ulat yang keberadaannya begitu dibenci manusia. Mereka bilang ulat itu merugikan, menjijikkan, dan pantas dibasmi. Namun Sang Maha Cinta tidak membiarkan ulat terus-menerus dicaci maki. Allah berikan keajaiban untuk ulat yang malang itu. Allah titipkan sebuah keajaiban melalui alam. Ulat yang malang itu diminta oleh Allah untuk berpuasa selama berhari-hari agar ia menjadi cantik. Ketika kesabaran ulat membuahkan hasil, sang ulat yang menjijikkan itu berubh menjadi seekor makhluk cantik penuh warna bernama kupu-kupu. Kehadirannya membawa manfaat dan dicintai semua orang.
Kisah ini membawaku merenung. Mengingat betapa banyak dosa yang telah bertumpah ruah dalam diri, bercampur dengan aliran darah yang terus mengalir selama hidupku. Dahulu aku bukanlah gadis yang baik. Lebih suka bergaul dengan lawan jenis, kekanak-kanakan, dan tidak menyukai bergaul dengan sejenisku. Dahulu sekali, aku begitu menikmati ikatan ilegal lawan jenis yang disebut pacaran. Aku lebih senang menghabiskan waktuku dengan seseorang yang kuanggap menyayangiku, selain orang tuaku. Aku benar-benar menyebalkan saat itu. Bahkan ada seseorang yang kusakiti atas tindakan kekanak-kanakanku itu. Namun, waktu terus berputar dan kehidupan terus berjalan.
Ketika hati meneguhkan diri untuk memperbaiki segala kesalahanku selama ini, aku sadar ada yang salah dalam niatku. Hingga Allah temukan cara yang berbeda untuk membuatku berubah. Allah turunkan rasa sakit yang menjalar ke ulu hati hingga sempat hilang kesadaran atas rasa sakit ini. Namun Allah tidak begitu saja lepas tangan. Sang Maha Cinta masih menguatkan hatiku untuk tidak menangis atas ujian-Nya. Mungkin Allah hendak tunjukkan bagaimana sikapku terdahulu yang telah menyakiti orang lain serta membantuku bangkit dengan cara yang berbeda. Ujian inilah yang membuatku sadar, Allah tak pernah henti mencintaiku sehingga Allah mengingatkanku dengan cara yang tidak biasa.
Selepas mendapatkan rasa sakit yang belum pernah kubayangkan sebelumnya, aku bangkit dari keterpurukan. Aku mengejar tangan Allah yang selalu terbuka namun tak terlihat sebab aku terlalu sibuk menikmati cinta semu yang palsu. Inilah awal titik balik dari kehidupanku.
Kupilih untuk bermetamorfosa. Bermanja-manja dengan Sang Maha Cinta, yang tak pernah lelah mencintaiku dengan tulus. Kupilih untuk menjadi secantik kupu-kupu di hadapan Allah. Ku siapkan sayap-sayap cantikku menuju Jannah. Kuhiasi sayap-sayap itu dengan ketaatan dan kepatuhan kepada-Nya, hingga Sang Maha Cinta memintaku kembali.
Desti yang dulu telah sepenuhnya berbeda.
Desti yang suka memakai pakaian yang ketat, kini berubah dengan rok dan pakaian yang lebih layak dan sesuai dengan syari'at.
Desti yang dulu begitu menyukai cinta yang semu dan penuh kepalsuan, kini berubah menjadi Desti yang merindukan cinta kasih tulus Sang Khalik.
Desti yang dibenci, menyebalkan dan menyakiti kini telah berubah menjadi pribadi yang berusaha untuk bermanfaat bagi orang lain.

Bismillahirrohmanirrohim.
Semoga Desti yang dulu tidak pernah kembali ...
Aamiin ...


Mari berubah.
Kalau bukan sekarang, kapan lagi ?
Nunggu mati ?
:)

Tidak ada komentar :

 
Header Background Designed by Freepik